Pamanku Kesalahanku

Pemikiran Lelaki 



Pemikiran Lelaki 

0Xie Xize keluar terburu-buru hari ini, sehingga tidak memakai kacamata.     
0

Penampilan Xie Xize yang seperti itu menunjukkan dua sisi yang berbeda secara kontras. Ya, penampilannya ini terlihat lebih agresif dan lebih berani, juga lembut dan anggun seperti biasa.     

Tanpa penutup, ambisi Xie Xize ini dan ditambah dengan latar belakang kegelapan malam, penampilannya sangat menunjukkan kecenderungan untuk melahap segalanya.     

Mo Yangyang merasa seolah-olah dirinya menyusut dan semakin kecil, hingga Xie Xize bisa mencubit dan menghancurkannya sampai mati.     

"Kamu... aku... aku..."     

Semakin Mo Yangyang memikirkannya, sejujurnya ia semakin sedih. Semakin dirinya memikirkannya, semakin ia ingin menangis.     

Tidak bisakah Xie Xize membiarkannya menjalani beberapa hari ini dengan tenang?     

Xie Xize sudah menyiapkan segalanya dan sedang menunggu untuk menggunakan kata-kata ini untuk menjebak Mo Yangyang.     

Namun ketika menangis, hati Xie Xize mulai merasa sedikit bingung.     

"Kamu sendiri yang mengatakannya dan aku tidak memaksamu, kan?"     

Mo Yangyang menjawab, "Tapi kamu menyembunyikan Latiao..."     

"Bukan aku."     

Mo Yangyang menggertakkan giginya, "Itu kamu. Kalau bukan kamu, siapa lagi?"     

Xie Xize pun tidak bisa membalas     

"Aku... aku..."     

Kemudian Xie Xize bertanya seperti membujuk anak kecil, "Lalu apa yang kamu inginkan?"     

Mo Yangyang berbisik, "Aku ingin kembali ke masa lalu, aku ingin kembali ke... kehidupan sebelum kamu datang…"     

Tiba-tiba dahi mereka saling membentur, Mo Yangyang menjerit kesakitan, "Aw...."     

Mo Yangyang menutupi dahinya dengan mata yang berkaca-kaca. Ia pun menatap Xie Xize dengan sedih dan tidak berdaya.     

Tenggorokan Xie Xize naik, rasanya sedikit gatal. Pria ini seakan ingin....     

Pria ini pun mengulurkan tangan untuk menggosok dahi Mo Yangyang yang tadi terbentur dengan dahinya, "Apakah kamu sudah sadar?"     

Mo Yangyang menelan ludah, "Aku ingin..."     

Xie Xize seketika mengelak, "Aku tidak ingin."     

"Mo Yangyang, lihatlah ke luar."     

Mo Yangyang tertegun sejenak, "Ada apa di luar?"     

Xie Xize tersenyum, "Langit sudah gelap, jangan berfantasi tentang hal-hal yang mustahil."     

Xie Xize tersenyum, tetapi hati Mo Yangyang tiba-tiba menyusut.     

Seketika ruangan itu seolah-olah terasa bersinar, sangat terang hingga membuat Mo Yangyang ingin memejamkan mata.     

Jangan tersenyum sembarangan, ya? Siapa yang bisa tahan dengan senyuman itu!     

"Tuk..! Tuk…! Tuk..!" Latiao seketika turun sambil menguap, lalu berkata kepada mereka berdua, "Kalian lanjutkan saja obrolannya, jangan mengkhawatirkanku."     

Ia menggelengkan kepala kecilnya dan menghela napas dengan kesal, 'Pemikiran lelaki tua itu sangat mengerikan.'     

"Kak Xiao Chu, aku mau makan." Ucap Latiao.     

Xiao Chu dengan cepat mengeluarkan nasi yang disediakan untuk Latiao, lalu meletakkannya tepat di depannya.     

Mo Yangyang melepaskan tangan Xie Xize dan berkata, "Aku...aku tidak peduli, toh, aku tidak mengakui ucapanku itu. Aku tidak akan mengakuinya. Kalau kamu ingin membunuhku, bunuh... bunuh saja aku, anakku adalah milikku sendiri...."     

Xie Xize tersenyum, tetapi seperti tidak tersenyum, "Sendiri? Kamu memang orang yang telah melahirkannya. Namun Mo Yangyang, menjadi orang jangan yang tidak masuk akal begitu... bagaimanapun, kamu harus membagi anak itu setengah denganku!"     

Mo Yangyang menggertakkan gigi dan merendahkan suaranya, "Kenapa kamu begitu yakin bahwa dia adalah anakmu? Xie Xize, kamu... bisakah kamu tidak senarsis itu? Kamu tidak berada di sisiku selama lima tahun terakhir, jadi bagaimana kamu bisa tahu aku pernah bersama siapa? Anak ini sebenarnya hasil dari hubunganku dengan orang lain...."     

"Aku... aku..."     

Saat Mo Yangyang ingin menambahkan, ia tiba-tiba tidak berani melanjutkan.     

Dengan senyum di wajah, Xie Xize berkata dengan ringan, "Lanjutkan, biarkan aku mendengarnya. Aku ingin tahu orang-orang yang telah bersamamu dalam beberapa tahun terakhir!"     

Wajah Mo Yangyang agak pucat, "Apa... apa maksudmu menanyakan ini?!"     

Tangan panjang nan putih Xie Xize mengulur untuk memegang dahi Mo Yangyang. Matanya pun tersenyum dingin. Sambil memandang perempuan di depannya ini, bibir tipisnya berkedut ringan, "Beberapa hari ini, laboratorium kekurangan spesimen."     

******     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.